SARAS : MY LIFE

/
0 Comments
Namanya saras. Ia adalah seorang sekretaris di salah satu PT di Jakarta Timur. Meskipun saras baru punya title lulus SMA, tapi dia gak pernah mikir gak akan melanjutkan kuliahnya. Saat ini, sambil bekerja, saras juga kuliah di salah satu universitas di Jakarta Timur, setiap sabtu dan minggu. Saras punya penampilan fisik yang membuat para cewek cewek di luar sana iri. Bodynya langsing, matanya indah, rambutnya panjang dan hitam, bibirnya tipis berwarna pink alami, dan di tambah dengan kepintarannya merias wajah dan selera fashionnya yang bagus,ia tahu bagaimana mix and macth pakaian agar membuat orang terlihat keren. Hal membuat siapapun yang melihatnya akan mengira dia adalah seorang artis. Kenapa orang yang mengira dia model? Padahal dia cantik dan modis. Gue rasa hal itu karena dia bantet,alias pendek. hahaha
Kadang dia suka nanya ama gue gini "kenapa yah je gue gak tinggi aja? kalo gak kan gue bisa jadi model. Cantik udah, fashionista banget udah, cuman kurang tinggi aja", dan kadang gue jawabin gini "yee elu, serakah amat, semuanya mau. Dasar bantet". kalo udah di gituin tuh dia pasti ngambek. hahaha
Sebenernya saras ini adalah anak baik, dan dari keluarga baik baik. Namun kehidupan keluarganya yang suka minjem uang sana sini, kadang bikin saras cape hidup di bawah bayang bayang emak-bapanya yang kayak gitu. Dan untungnya kebiasaan minjem uang orang tuanya saras, gak di warisi sama anak ini. Karena kehidupan keluarganya yang seperti itu kadang saras suka stress sendiri, dan ngerasa apa yang dia lakukan selama ini adalah sah sah saja. Karena orang tuanya selalu tidak mau mendengarkan apa kata saras, padahal saras anak tertua di rumah, dia berhak tau keputusan apa yang di ambil kedua orang tuanya menyangkut kehidupan di rumah,tapi ia tidak pernah di libatkan.

Saras akan di ajak bicara oleh orang tuanya, biasanya mamanya, jika orang tua laras sudah bingung bagaimana jalan keluarnya untuk membayar hutang. Terkadang saras suka kesel dan cerita sama gue sambil bilang "giliran pas ngutang aja gak mau berunding buat ambil keputusan, giliran buat bayarnya aja, baru diskusi, heran gue". Yah bgtulah. Dan kalau sudah seperti itu gue hanya bisa bantu mendengarkan keluh kesah dia,kadang memeluk dia karena dia mengangis sampai terisak isak mendapati keadaan di rumahnya selalu tak pernah berubah. Dan saras terkadang berharap bisa berubah menjadi sosok seperti adiknya, Nia, yang sangat cuek dan tidak mau tau dengan keadaan di rumah. Jika saras di minta tiap bulannya menyisihkan uang gajinya untuk membayar cicilan hutang dan kebutuhan rumah tangga di rumahnya, maka nia tidak mau melakukan hal yang sama. Nia selalu berprinsip "bukan gue yang bikin masalah, kenapa harus gue yang nanggung. This my life"
Nia dan saras adalah dua pribadi yang sangat berbeda


You may also like

Tidak ada komentar:

Jesika Nila Weni 2010 - 2015. Diberdayakan oleh Blogger.